Menu

Mode Gelap
Berganti Nama, BPR Tuah Karimun Siap Melayani UMKM yang Ingin Modal 309 Santri se Kecamatan Meral Diwisuda, Bupati : Semoga Menjadi Anak yang Sholeh Baru Buka, 757 Coffee Shop Adakan Diskon dan Nobar Pengurus APDESI Kab Karimun Dikukuhkan, H. Muklis Jabat Ketua Dilepas Gub Ansar, Jalan Santai HUT PGRI ke 78 Bertabur Hadiah

Bangka Belitung · 3 Feb 2025 16:41 WIB

Penambangan Timah di Bangka Belitung, Harmonisasi Keberagaman Etnis yang Terjaga 


 Penambangan Timah di Bangka Belitung, Harmonisasi Keberagaman Etnis yang Terjaga  Perbesar

 

BETANJAK.COM, PANGKALPINANG — Bangka Belitung penghasil timah terbesar Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alam, juga memiliki sejarah peradaban Tionghoa yang panjang dan beragam.

Sejak abad ke 18 orang Tionghoa telah datang ke Bangka Belitung untuk bekerja sebagai penambang timah, dan sejak itu mereka telah meninggalkan jejak peradaban.

Menurut Sejarawan dan Budayawan Bangka Belitung, Dato Akhmad Elvian DPMP, kedatangan penambang timah Tionghoa ke Bangka Belitung pada tahun 1722 karena Sultan Ratu Anom Komaruddin menandatangani kontrak perdagangan Timah dengan VOC yang menyebabkan Sultan harus meningkatkan produksi Timah sebesar 30 ribu pikul setahun.

Dan untuk meningkatkan produksi Timah tersebut Sultan Mahmud Badaruddin I Jayowikromo, tahun 1724 mendatangkan pekerja tambang orang – orang Tionghoa dari Vietnam, Laos, Kamboja, Pattani, Johor dan Semenanjung Malaka.

“Pekerja tambang didatangkan dari china dikarenakan jumlah timah yang harus disediakan cukup banyak,” ujarnya.

Selain menambah jumlah tenaga kerja kata Elvian, kedatangan pekerja China juga untuk memperkenalkan teknologi baru yaitu teknologi kulit dan kulong kulit.

“Orang Tionghoa menjadi pekerja tambang di Pulau Bangka untuk memperkenalkan teknologi baru. Teknologi ini menyebabkan orang Tionghoa harus tinggal di sekitar tambang karena proses pembukaan lapisan tanah cukup lama sekitar 7 hingga 8 bulan sampai timah ditemukan dan ditambang,” katanya.

Disisi lain, PT Timah sebagai perusahaan yang menjadi penerus kesinambungan historisitas pengelolaan Timah di Indonesia sebagai kelanjutan dari BTW, GMB, NV. SITEM, dan PN Timah dalam praktik perusahaan tetap mempertahankan dan mempekerjakan orang Tionghoa Bangka maupun peranakan pada parit – parit penambangan Timah dengan keahliannya yang kita kenal dengan istilah Kepala Parit (parittew).

Pada bagian akulturasi dan asimilasi orang Tionghoa di Bangka Belitung, Elvian mengungkapkan bahwasanya PT Timah perlu keahlian orang Tionghoa.

“Pada industri Pewter misalnya keahlian orang Tionghoa Bangka sangat diperlukan oleh PT Timah. Akulturasi dan Asimilasi antara orang Cina dengan bumiputera Bangka melahirkan orang – orang peranakan Bangka, menjadi bagian yang diperhatikan dalam berbagai aktivitas perusahaan termasuk CSR, walaupun aktivitasnya tidak bersentuhan lagi dengan pertambangan timah,” ungkapnya.

Dalam menjaga keberagaman dan harmonisasi antar SARA di Bangka Belitung, ke depan ia berharap agar lebih ditingkatkan lagi terutama pada program – program yang menyentuh langsung pada bidang ekonomi, keagamaan, sosial dan kebudayaan.

“Saya harap, PT Timah ke depan terus bermitra dalam menjaga harmonisasi antar SARA di Bangka Belitung. Sehingga kebutuhan dasar atau basic need serta lingkaran keintiman masyarakat akan terus terjalin dengan baik dan erat,” katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi XII DPR RI Bambang Patijaya mengatakan, etnis tionghoa menjadi bagian yang terpisahkan dari penambangan timah di Bangka Belitung.

Bambang Patijaya mengatakan dalam sejarahnya, para pekerja dari China didatangkan ke Bangka Belitung untuk menjadi penambang timah. Meski saat ini tidak semuanya bekerja di sektor tambang.

“Dulu kan masyarakat Tionghoa didatangkan untuk bekerja di sektor Pertimahan. Jadi punya hubungan yang erat antara etnis Tionghoa. Meski saat ini tidak semua bekerja di sektor pertimahan, tapi ada nilai sejarah seperti itu saya pikir punya history yang baik,” ucapnya

Menurut Pria yang kerap disapa BPJ itu saat ini industri pertambangan timah masih menjadi tulang punggung ekonomi. (*)

 

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Wisata Edukatif di Museum Timah Indonesia Pangkalpinang, Menyelami Warisan Tambang Indonesia

14 Februari 2025 - 15:20 WIB

Cegah Stunting, PT Timah Bersama AIMI Edukasi Para Pelajar Program Pemali Boarding School 

14 Februari 2025 - 15:03 WIB

PT Timah Serahkan Bantuan Paket  Sembako untuk Warga Terdampak Banjir di Desa Lumut

14 Februari 2025 - 14:13 WIB

Kolaborasi PT Timah dan GP Ansor, Hadirkan Mobil Sehat dan Sembako Bagi Masyarakat di Wilayah Pesisir 

13 Februari 2025 - 15:04 WIB

Optimalisasi Peran PJO dalam Meningkatkan Kinerja K3, PT Timah Gelar PJO Summit dan Bimbingan Teknis Keselamatan Pertambangan

13 Februari 2025 - 13:21 WIB

Komitmen Tingkatkan Kinerja K3, PT Timah Gelar Beragam Rangkaian Kegiatan Peringati Bulan K3 Nasional 2025

12 Februari 2025 - 20:39 WIB

Trending di Bangka Belitung